JAKARTA – Dalam upaya membangun sistem kesehatan digital yang terintegrasi, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan menghadirkan platform SATUSEHAT sebagai pusat pertukaran data kesehatan nasional. Namun, bagaimana caranya rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan lain bisa “berbicara” dalam bahasa yang sama dengan SATUSEHAT, padahal mereka menggunakan sistem informasi yang berbeda-beda?
Di sinilah peran standar internasional Health Level Seven (HL7) menjadi krusial. HL7 adalah semacam “bahasa universal” yang memungkinkan data kesehatan ditransfer, diterima, dan dipahami antar sistem — bahkan jika perangkat lunaknya berbeda.
Di balik setiap pelayanan medis, rumah sakit mencatat berbagai data penting pasien, mulai dari keluhan, diagnosa, hasil pemeriksaan laboratorium, resep obat, hingga surat rujukan. Semua data ini disimpan secara digital di sistem komputer masing-masing rumah sakit, yang biasanya disebut Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).
Namun, setiap rumah sakit bisa saja menggunakan vendor SIMRS yang berbeda, dengan format dan struktur data yang tidak selalu sama. Hal ini menimbulkan tantangan besar ketika data pasien perlu dipindahkan atau diakses oleh fasilitas kesehatan lain. Tanpa format standar, data bisa menjadi tidak terbaca, tidak lengkap, atau bahkan hilang dalam proses pertukaran.
Apa Itu HL7?
Health Level Seven (HL7) adalah sebuah protokol atau standar internasional yang dirancang untuk memfasilitasi pertukaran informasi antara sistem informasi kesehatan. HL7 pertama kali dikembangkan oleh HL7 International, sebuah organisasi non-profit yang telah menjadi acuan global dalam interoperabilitas data kesehatan.
Secara sederhana, HL7 memungkinkan sistem yang berbeda “berbicara” satu sama lain dengan cara yang seragam. Standar ini mencakup berbagai jenis pesan digital — seperti informasi pasien, hasil pemeriksaan, dan catatan klinis — yang bisa dikodekan dan dikirim antar sistem.
HL7 menjadi fondasi penting dalam pengembangan sistem kesehatan digital modern, termasuk SATUSEHAT.
SATUSEHAT adalah platform data kesehatan nasional yang dikembangkan untuk menyatukan seluruh informasi medis warga negara Indonesia dalam satu sistem. Agar sistem ini bekerja dengan lancar, SATUSEHAT membutuhkan data dari berbagai rumah sakit dan fasilitas kesehatan dalam format yang bisa dibaca dan diolah secara otomatis.
Di sinilah HL7 berperan sebagai “jembatan” antara SIMRS dan SATUSEHAT. Dengan menggunakan standar HL7, data dari rumah sakit dikirim dalam format yang konsisten, sehingga:
- Tidak perlu konversi manual, yang rawan kesalahan
- Data bisa langsung dibaca oleh sistem pusat, tanpa kehilangan informasi penting
- Proses pengiriman data jadi lebih cepat dan efisien
Bayangkan seorang pasien bernama Andi yang pertama kali berobat di Rumah Sakit A di Yogyakarta. Ia kemudian pindah ke Jakarta dan melanjutkan pengobatan di Rumah Sakit B. Jika kedua rumah sakit menggunakan sistem berbeda dan tidak mengikuti standar HL7, maka data medis Andi harus dimasukkan ulang secara manual, atau bahkan tidak bisa ditransfer sama sekali.
Namun, jika kedua rumah sakit mengimplementasikan HL7, maka data seperti:
- Riwayat diagnosa dan pengobatan
- Hasil radiologi dan laboratorium
- Catatan medis dan alergi
- Informasi imunisasi dan obat
… dapat dikirim dan dibaca langsung oleh Rumah Sakit B. Hal ini mempercepat pelayanan, menghindari duplikasi tes, dan meningkatkan keamanan data pasien.
Saat ini, SATUSEHAT menggunakan versi terbaru dari HL7 yang dikenal dengan nama FHIR (Fast Healthcare Interoperability Resources). FHIR dirancang lebih modern dan kompatibel dengan teknologi web seperti API dan JSON, menjadikannya lebih mudah diintegrasikan dengan aplikasi digital.
Namun, FHIR tetap berakar dari HL7 klasik, sehingga keduanya bisa saling melengkapi. FHIR bukan sekadar pembaruan teknis, tetapi juga membuka jalan bagi pengembangan aplikasi kesehatan digital, termasuk mobile health dan sistem rekam medis elektronik berbasis cloud.
Apa Manfaat HL7 bagi Masyarakat?
Meskipun istilah “HL7” mungkin terdengar teknis dan asing bagi masyarakat umum, dampaknya sangat nyata dalam pelayanan kesehatan sehari-hari:
- Dokter bisa mengakses riwayat pasien dengan cepat, tanpa harus menanyakan ulang atau mengulang pemeriksaan
- Data lebih rapi dan minim kesalahan, sehingga pengambilan keputusan medis jadi lebih akurat
- Pelayanan jadi lebih cepat dan efisien, terutama dalam situasi darurat atau rujukan antar rumah sakit
- Privasi dan keamanan informasi medis lebih terjaga, karena data dikirim melalui protokol yang aman dan terstandar
HL7 adalah tulang punggung dari komunikasi data antar sistem informasi rumah sakit dan SATUSEHAT. Tanpa HL7, integrasi antar fasilitas layanan kesehatan akan berjalan lambat, manual, dan rentan kesalahan.
Dengan mengadopsi standar HL7 — khususnya versi terbaru FHIR — Indonesia tengah membangun fondasi sistem kesehatan digital yang lebih terintegrasi, efisien, dan berorientasi pada pasien. Ke depan, infrastruktur ini akan mendukung transformasi layanan kesehatan yang lebih inklusif dan berbasis data, dari Sabang sampai Merauke.
Solusi sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) dan klinik yang sudah terhubung langsung dengan SATUSEHAT, yaitu Medikaplus.
Untuk informasi teknis, pembaruan kebijakan, dan panduan implementasi, Anda dapat selalu merujuk ke laman resmi https://satusehat.kemkes.go.id.
Baca juga artikel terkait SATUSEHAT lainnya hanya di blog ini, dan dapatkan insight mendalam seputar transformasi teknologi kesehatan nasional.